Sekali lagi tentang tanaman kelor (Morienga Oleifera). Tanaman ini sangat banyak dijumpai di sekitar kita. Keberadaannya nyaris tidak pernah diperhatikan sampai kemudian diketemukan tulisan tentang kandungan nutrisinya yang begitu besar sehingga sayang kalau tidak dibudidayakan.

Sadar akan hal itu Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro melakukan studi banding pengolahan kelor pada Kelompok Wanita Tani "Ngudi Rejeki" Dusun Kweden Desa Trirenggo Kecamatan/Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarya.

Dengan difasilitasi Bappeda Kabupaten Bojonegoro, Tim belajar pengolahan kelor bersama dengan utusan dari Kecamatan Kalitidu (Desa Wotan ngare) dan Kecamatan Ngraho ( Desa Sumberarum). Sesuai dengan tema kegiatan, tim yang terdiri dari jajaran TP.PKK Kecamatan, Perwakilan uptd/b dalam wilayah Kecamatan, perwakilan Desa Bogo, Klampok, Tanjungharjo, Bendo dan Kumpulrejo melakukan pembelajaran 14 jenis olahan yang sudah diproduksi dan dipasarkan oleh KWT Ngudi Rejeki.

Ketua Rombongan, Sekretaris Kecamatan Kapas mengatakan bahwa dipilihnya Kelompok Wanita Tani Ngudi Rejeki sebagai lokus studi dilatarbelakangi prestasi dan inovasi inovasi yang telah dilakukan oleh Ngudi Rejeki. Tahun ini, 2017 Kelompok ini memenangi ajang APN (Adi Pangan Nusantara) di tingkat Kabupaten Bantul, yang membuatnya mewakili kabupaten maju di tingkat Propinsi DIY di ajang yang sama.

Dalam sambutan, Kepala BAPPEDA Kabupaten Bojonegoro, I Nyoman Sudjana menyampaikan rasa terimakasih kepada Ngudi Rejeki yang telah menerima permohonan studi banding. Selanjutnya Sudana berpesan kepada peserta agar mampu menghasilkan produk yang lebih baik dari yang dihasilkan Ngudi Rejeki. "Seringkali kita jumpai, yang melakukan studi tiru menghasilkan produk yang lebih baik. Karena apa ? Yang meniru akan menemukan hal hal yang terlepas tidak dilakukan di lokasi studi tiru. Dan itu yang akan bisa ditutup oleh kelompok yang meniru.

Oleh karena itu, dengan mengacu prinsip money follow problem, sepulang dari studi ini peserta kami harapkan segera mengeluarkan produk kreatif berbasis kelor untuk menangani persoalan kekurangan gizi, khususnya pada balita. Dan pada sisi lain menumbuhkan industri kreatif untuk mempertinggi daya saing daerah serta membantu pendapatan masyarakat", demikian Nyoman Sudjana berpesan.

Kegiatan yang berlangsung selama hampir sehari selesai pada 14.00 wib dan dilanjutkan dengan studi lainnya, yakni Pengelolaan Desa Wisata dengan memberdayakan Kelompok Sadar Wisata di Desa Pentingsari Kabupaten Sleman. Kegiatan dimaksud dilaksanakan pada keesokan harinya, Minggu 21 Mei 2017.


By Admin
Dibuat tanggal 22-05-2017
915 Dilihat