Usai mengunggah tulisan PKA "Tanjungdinar" dan beberapa potensi desa atau semangat perorangan dalam memberi warna desanya, beberapa teman menyarankan untuk terus menulis sehingga menjadi serial. Salah satu Kepala Desa di Kecamatan Kapas menyebutnya "Serial Tulisan Mbangun Kapas Pinggiran". Apapun itu, sebenarnya nawaitu awal dari unggahan tulisan tulisan singkat di akun fb ini hanyalah upaya kecil untuk mem 'promote' kawasan sekaligus dengan catatan catatan kecil tindaklanjut. Entah oleh siapa. Dan ketika terjadi percikan kecil semangat membangun di beberapa desa pinggiran Kapas, kami unggah sebagai upaya apresiasi dan harapan tindaklanjut. Juga entah oleh siapa.
Dengan niatan sekecil itu, tentu, membuat kami nyaris kehilangan arah ketika harus menuliskan desa 'menara gading' di Kecamatan Kapas. Meskipun, toh, tiada gading yang tak retak.
Di tengah kebingungan arah itu, kalau harus menulis Desa Plesungan maka-kami rasa-dengan diraihnya "GDSC AWARD 2016" kategori Madani, tidak perlu berpanjang kalam bagi kami. Bahkan oleh Abah Choiri, begitu beberapa diantara kami memanggil Moch.Choiri, SH, M.Si, Kepala Desa Plesungan, dipesankan bahwa apa apa yang ada di Plesungan tidak perlu di ekspose, dipamerkan.
Tetapi mohon perkenan, kalau kami unggah maka manfaat yang diharapkan adalah untuk memberi inspirasi dan informasi. Bukan untuk kepentingan selain itu.
Tentang Desa Plesungan, lebih jauh dapat diakses di web desa:www.plesungan-bjn.desa.id.
Tulisan ini hanya akan mencoba memberikan bingkai, bahwa :
- Prinsip Umum Pemerintahan Desa yang partisipatif, transparan, akuntabel, berlandaskan hukum, efektif, efisien dan prinsip lain sudah nyata diterapkan di desa ini. Atas inisiasi abah Choiri, proses perencanaan partisipatif harus dilakukan bermalam malam oleh warganya. Atas fakta ini, pernah kami informasikan kepada salah seorang Calon Doktor dari salah satu perguruan tinggi negeri di Jawa Timur yang akan menyusun tesis tentang Perencanaan Pembangunan Desa Partisipatif. Tentu dengan desa lain yang sudah secara nyata menerapkan itu.
- Semangat berkreasi yang terus membara pada diri (Mbah) Roeslan. mantan Kepala Desa sebelum Moch.Choiri, SH, M.Si sehingga berhasil meracik sebuah area kebun sekitar rumah kediaman beliau menjadi kawasan pertanian integratif. Sehingga di pekarangan beliau menyatu dengan harmonis pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan lengkap dengan fasilitas fermentasi pakan ternak.
Sayang belum dilirik sebagai spot wisata edukasi bagi siswa. Atau belum banyak pihak yang tahu ? Wallahu a'lam.
- Di salah satu kesempatan, abah Chori menyatakan bahwa raihan kejuaraan sesungguhnya bukanlah ukuran melainkan sebatas alat ukur kemajuan desanya berbanding dengan desa lainnya.
Akhirnya kita teringat bahwa pemimpin sesungguhnya adalah 'khodam" masyarakat untuk mencapai tingkat keadaban tertinggi.
Dari itu semuanya belajar.